Minggu, 14 November 2010

Korupsi

Korupsi korupsi dan korupsi, hampir setiap hari akhir-akhir ini halaman surat kabar harian di Indonesia dipenuhi berita tentang korupsi. Demikian halnya dengan stasiun tv nasional maupun maupun majalah semua hadir dengan liputan tentang korupsi. Mulai dari tingkat bawah sampai ketingkat level yang paling atas.
Setelah hampir dua belas tahun Indonesia berada dalam masa transisi demokrasi. Secara perlahan hembusan angin reformasi yang diagung-agungkan mahasiswa dan sebagian elemen masyarakat lainnya pasca runtuhnya rezim orde barus seakan-akan kehilangan arah. Janji untuk membawa Indonesia keranah yang lebih baik malah berbalik arah menjadi suatu problem kehidupan yang kompleks menuju kehancuran bangsa Indonesia.
Krisis multidimensi diberbagai sektor kehidupan, dimana bangsa Indonesia hidup dalam berkesusahan membuat masyarakat terutama yang mempunyai jabatan dalam struktural pemerintahan Indonesia. Dalam hal ini, Korpusi. Berbagai cara dilakukan untuk menjarah uang rakyat seolah uang adalah segalanya. Kalau dulu di zaman rezim Soeaharto, korupsi dilakukan secara tersembunyi sedangkan sekarang sudah transparan yang membabi buta.
Sungguh tidak mengherankan bila Indonesia tetap berada dalam posisi empuk di lima besar negara terkorup di dunia. Dan dengan kondisi sekarang ini, korupsi tidak lagi menjadi isu lokal tetapi sudah mendunia yang menjadi musuh bersama di tingkat negara. Hal ini karena sudah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dunia secara langsung. Belum lagi muncul msalah baru yang berkaitan dengan koruptor, julukan para pelaku korupsi. Dengan hasil jarahan uang rakyat mereka bebas untuk mempermainkan hukum negara Indonesia. Otomatis pula muncul istilah mafia, apakah itu mafia hukum,peradilan dsb. Jika ada uang dan koneksi luas yang memungkinkan terjadinya penyelewengan uang negara dalam skala besar dengan memanfaatkan kondisi dan situasi dimana itu bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Ditambah lagi kondisi perpolitikan bangsa Indonesia  yang semakin hari semakin panas. Bagai "bola api" dimana elit politik bisa saling mengjatuhkan dengan "statementt" yang di publish di media.
Dengan situasi yang semakin ruyam beban masyarakat bangsa Indonesia semakin berat ke depannya untuk memerangi korupsi sampai keakar-akarnya. Akankah ini semua berakhir....